LEGENDA CERITA RAKYAT TOUNSEA
TUMATAMBAK-TUMETENDEN “AIR PENGASIHAN”
Airmadidi /Kumelembuai adalah bagian dari wilayah etnis Tonsea dan letak geografis berada pada wilayah Minahasa Utara-Sulawesi utara
Cerita Legenda Tumetenden bersumber dari para leluhur Tou Tonsea yang berpusat di-Airmadidi Bawah.
Mengisahkan seorang petani yang tinggal dikaki gunung tamporok/klabat. gagah,rajin,dan bersahaja,mempersunting seorang wanita cantik nan jelita yang turun dari khayangan.
Singkat cerita berawal Seorang pemuda hidup dikaki gunung Tamporok/klabat karena sering rusaknya perkebunan milik pria gagah (Mamanua)timbul firasat yang mana ada sosok lain yang sering datang diarea perkebunannya untuk mandi di Telaga ( Tumetenden) miliknya,sebab area tebu disalah satu perkebunannya ada yang rusak yang terdapat dipinggir telaga.pada suatu saat dia beristirat, sejenak dari kejauhan dia mendengar sepertinya ada keributan diarea telaga (tumetenden)miliknya, selangkah demi selangkah diam2 dia(mamanua) menyusuri perkebunan tebu, dengan sangat berhati2.
betapa terkejutnya ia(mamanua)ketika didapati ada sekelompok wanita seperti bidadari,sebab paras wajahnya sangatlah cantik bagai bidadari,jumlah mereka ada 9 orang.
Awalnya mamanua beranggapan mungkin sekelompok burung,rupa2nya 9 putri bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi ditelaga Tumetenden,sebenarnya telaga tersebut belum dinamai setelah cerita tersebut tersebar luas ,barulah masyarakat menamai telaga tersebut dengan nama Tumetenden.ketertarikan akan paras cantik ke 9 putri bidadari,maka timbullah hasrat untuk mempersunting salah satu dari ke sembilan putri tersebut. kemudian mamanua mendapatkan ide/strategi untuk menghalangi agar salah satu dari 9 putri tidak pergi meninggalkannya. diam2 sambil menyusup dibebatuan, Mamanua merengangkan tangannya menarik sepotong bambu dibalik bebatuan untuk mengambil satu gaun milik salah satu putri tersebut.setelah jauh dari area telaga Tumetenden Mamanua bersembunyi dibalik pohon besar seraya menunggu putri2 tersebut selesai mandi.
Betapa kagetnya salah satu putri didapati gaunnya hilang entah kemana,lama ia mencari kesana-kemari akhirnya ia ditinggal pergi oleh saudara2nya.Betapa sedihnya sang putri seraya menagis ia mencari gaunnya sampai kesungai yang besar,Mamanua dari kejauhan mengikutinya dan setelah lama berlalu Mamanua tidak tega melihat kesedihan sang Putri lalu didekatilah sang putri seraya memberitahukan bila mana ia telah lancang mengambil gaun miliknya namun bukan maksud jahat tapi ia ingin sang putri tinggal bersamanya sebab mamanua sangat mencintainya dan ingin menjadi istrinya.
Niat baik mamanua disambut juga oleh sang putri namun sang putri mengutarakan bilamana ia jadi istrinya ada satu pantangan/syarat yang mamanua harus taati syarat.
Jika mamanua melanggar syarat tersebut orang tua dari putri kayangan akan mengetahui keberadaan putri tersebut dan harus pulang kenegrinya dikayangan. syarat yang diajukan putri adalah jangan sampai ada satu helai rambut yang tercabut dari kepala putri.Karena cintanya kepada putri begitu besar Mamanua menyanggupi syarat yang diajukan sang putri.
Akhirnya mereka menjadi pasangan suami istri yang bahagia, oleh Mamanua putri tersebut dinamai Lumalundung
Dari hasil sebuah pernikahan dengan putri(lumalundung)lahirlah sosok mungil yang lucu dan diberi nama oleh Mamanua yaitu Walangsendou.Betapa bahagianya mereka setelah memiliki anak Walangsendou,dan betapa cintanya Mamanua terhadap istrinya Lumalundung sampai2 ia tidak ingin jika Lumalundung rambutnya tidak bersih dan rapih, Mamanua senantiasa membelai rambut Lumalundung dan menyisirnya.
Namun suatu ketika peteka menyelimuti keluarga Mamanua akibat kecerobohannya, takkalah ketika ia menyisir Lumalundung,didapati seutas rambut Lumalundung tercabut, sedih bukan kepalang menyelimuti Lumalundung ketika itu ..
dan Mamanua bingung entah apa yang akan dia lakukan sebab kesalahan yang besar telah ia perbuat. Sedih yang mendalam dihati Lumalundung takkala ia harus meninggalkan buah hasih cintanya dengan Mamanua,tangisan dan ratapan Lumalundung makin membuat Mamanua tak bisa bergeming…Mamanua sambil menengadah kelangit memohon ampunan sambil terisak2 memohon agar Lumalundung jangan Meninggalkan ia dan Walangsendou. Mamanua memohon belas kasihan Lumalundung sebab Walangsendow masih kecil dan butuh kasih sayang Ibunya. Sambil menangis terisak2 Lumalundung Memohon sekiranya jika Walangsendou menangis bawalah ia pergi ketempat ia tinggal dengan mengikuti arah Matahari.
Pada akhirnya Lumalundung berpamitan kepada Mamanua lalu pergi terbang meninggalkan Mamanua dan anaknya Walangsendou seraya menangis tersedu-sedu.
Hari2 sepi kelam dan sedih dilalui oleh Mamanua, ia selalu teringat akan istrinya yang ia sangat cintai sambil memeluk anaknya Walangsendou.
setiap saat Mamanua teringat wajah Lumalundung dan berharap agar Lumalundung pulang dan ia merasa sedih takkalah melihat walangsendou yang ditinggalkan ibunya.
Kecintaannya yang mendalam setiap saat hinggap dihatinya.
Suatu ketika Walangsendou menangis terseduh-seduh meratap,menginginkan kehadiran ibunya Lumalundung seketika itupun Mamanua menggendong walangsendou dan pergi meninggalkan tempat tinggalnya untuk menemui Lumalundung.
Berjalan jauh melintasi hutan,gunung,sungai guna menuju arah matahari seperti yang diutarakan Lumalundung,setelah jauh didapati laut yang luas.
ada seekor ikan yang memberikan jasanya untuk ditumpangi nama ikan tersebut adalah Pongkor.
singkat cerita setelah sampai ditempat tujuan ia dan Walangsendou dihadang oleh pengawal istana dan mamanua mengutarakan maksud dan tujuannya itu kepada raja untuk dipertemukan kepada istrinya dan ibu dari anaknya.
setela menyetujui maksud kedatangan Mamanua,Raja itupun memanggil putri2 tersebut.
datanglah ke 9 putri untuk menemui Mamanua, Mamanua sempat bingung dikarenakan ke 9 putri tersebut berparas muka sama
dia berpikir bagaimana cara untuk mengetahui yang mana sala satu adalah istrinya.
dijumpailah seekor binatang lalat untuk membantunya menelusuri siapakah 1 diantara 9 putri adalah istrinya Lumalundung?
seusai kesepakatan, Lalat tersebut mulai memilih satu persatu lalu dia hinggap ditubuh putri Lumalundung
sang rajapun mengakui bilamana sang putri adalah yang Lumalundung yang bertahun2 tidak pulang keistana.
Hari yang penuh kebahagiaan saat itu mereka dipertemukan,betapa bahagianya Mamanua takkala ia dan istri kesayangannya Dipertemukan.
isak tangis kebahagiaanpun dialami Lumalundung seraya menemui anaknya Walangsendou yang sudah lama ia nanti2kan.
akhirnya cita2 Mamanua dan Lumalundung untuk tetap bersatu terwujud kembali dan mereka menjadi keluarga istana yang berbahagia sampai akhir hayat.
Legenda cerita Tumetenden
Tokoh
Mamanua
Lumalundung
Walangsendou
Pongkor
Lalat
Mohon maaf jika cerita ini ada kesalahan
MAKSUD DAN TUJUAN: SOSIALISASI CERITA TUMETENDEN KEPADA GENERASI MUDA
TUMATAMBAK-TUMETENDEN “AIR PENGASIHAN”
Airmadidi /Kumelembuai adalah bagian dari wilayah etnis Tonsea dan letak geografis berada pada wilayah Minahasa Utara-Sulawesi utara
Cerita Legenda Tumetenden bersumber dari para leluhur Tou Tonsea yang berpusat di-Airmadidi Bawah.
Mengisahkan seorang petani yang tinggal dikaki gunung tamporok/klabat. gagah,rajin,dan bersahaja,mempersunting seorang wanita cantik nan jelita yang turun dari khayangan.
Singkat cerita berawal Seorang pemuda hidup dikaki gunung Tamporok/klabat karena sering rusaknya perkebunan milik pria gagah (Mamanua)timbul firasat yang mana ada sosok lain yang sering datang diarea perkebunannya untuk mandi di Telaga ( Tumetenden) miliknya,sebab area tebu disalah satu perkebunannya ada yang rusak yang terdapat dipinggir telaga.pada suatu saat dia beristirat, sejenak dari kejauhan dia mendengar sepertinya ada keributan diarea telaga (tumetenden)miliknya, selangkah demi selangkah diam2 dia(mamanua) menyusuri perkebunan tebu, dengan sangat berhati2.
betapa terkejutnya ia(mamanua)ketika didapati ada sekelompok wanita seperti bidadari,sebab paras wajahnya sangatlah cantik bagai bidadari,jumlah mereka ada 9 orang.
Awalnya mamanua beranggapan mungkin sekelompok burung,rupa2nya 9 putri bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi ditelaga Tumetenden,sebenarnya telaga tersebut belum dinamai setelah cerita tersebut tersebar luas ,barulah masyarakat menamai telaga tersebut dengan nama Tumetenden.ketertarikan akan paras cantik ke 9 putri bidadari,maka timbullah hasrat untuk mempersunting salah satu dari ke sembilan putri tersebut. kemudian mamanua mendapatkan ide/strategi untuk menghalangi agar salah satu dari 9 putri tidak pergi meninggalkannya. diam2 sambil menyusup dibebatuan, Mamanua merengangkan tangannya menarik sepotong bambu dibalik bebatuan untuk mengambil satu gaun milik salah satu putri tersebut.setelah jauh dari area telaga Tumetenden Mamanua bersembunyi dibalik pohon besar seraya menunggu putri2 tersebut selesai mandi.
Betapa kagetnya salah satu putri didapati gaunnya hilang entah kemana,lama ia mencari kesana-kemari akhirnya ia ditinggal pergi oleh saudara2nya.Betapa sedihnya sang putri seraya menagis ia mencari gaunnya sampai kesungai yang besar,Mamanua dari kejauhan mengikutinya dan setelah lama berlalu Mamanua tidak tega melihat kesedihan sang Putri lalu didekatilah sang putri seraya memberitahukan bila mana ia telah lancang mengambil gaun miliknya namun bukan maksud jahat tapi ia ingin sang putri tinggal bersamanya sebab mamanua sangat mencintainya dan ingin menjadi istrinya.
Niat baik mamanua disambut juga oleh sang putri namun sang putri mengutarakan bilamana ia jadi istrinya ada satu pantangan/syarat yang mamanua harus taati syarat.
Jika mamanua melanggar syarat tersebut orang tua dari putri kayangan akan mengetahui keberadaan putri tersebut dan harus pulang kenegrinya dikayangan. syarat yang diajukan putri adalah jangan sampai ada satu helai rambut yang tercabut dari kepala putri.Karena cintanya kepada putri begitu besar Mamanua menyanggupi syarat yang diajukan sang putri.
Akhirnya mereka menjadi pasangan suami istri yang bahagia, oleh Mamanua putri tersebut dinamai Lumalundung
Dari hasil sebuah pernikahan dengan putri(lumalundung)lahirlah sosok mungil yang lucu dan diberi nama oleh Mamanua yaitu Walangsendou.Betapa bahagianya mereka setelah memiliki anak Walangsendou,dan betapa cintanya Mamanua terhadap istrinya Lumalundung sampai2 ia tidak ingin jika Lumalundung rambutnya tidak bersih dan rapih, Mamanua senantiasa membelai rambut Lumalundung dan menyisirnya.
Namun suatu ketika peteka menyelimuti keluarga Mamanua akibat kecerobohannya, takkalah ketika ia menyisir Lumalundung,didapati seutas rambut Lumalundung tercabut, sedih bukan kepalang menyelimuti Lumalundung ketika itu ..
dan Mamanua bingung entah apa yang akan dia lakukan sebab kesalahan yang besar telah ia perbuat. Sedih yang mendalam dihati Lumalundung takkala ia harus meninggalkan buah hasih cintanya dengan Mamanua,tangisan dan ratapan Lumalundung makin membuat Mamanua tak bisa bergeming…Mamanua sambil menengadah kelangit memohon ampunan sambil terisak2 memohon agar Lumalundung jangan Meninggalkan ia dan Walangsendou. Mamanua memohon belas kasihan Lumalundung sebab Walangsendow masih kecil dan butuh kasih sayang Ibunya. Sambil menangis terisak2 Lumalundung Memohon sekiranya jika Walangsendou menangis bawalah ia pergi ketempat ia tinggal dengan mengikuti arah Matahari.
Pada akhirnya Lumalundung berpamitan kepada Mamanua lalu pergi terbang meninggalkan Mamanua dan anaknya Walangsendou seraya menangis tersedu-sedu.
Hari2 sepi kelam dan sedih dilalui oleh Mamanua, ia selalu teringat akan istrinya yang ia sangat cintai sambil memeluk anaknya Walangsendou.
setiap saat Mamanua teringat wajah Lumalundung dan berharap agar Lumalundung pulang dan ia merasa sedih takkalah melihat walangsendou yang ditinggalkan ibunya.
Kecintaannya yang mendalam setiap saat hinggap dihatinya.
Suatu ketika Walangsendou menangis terseduh-seduh meratap,menginginkan kehadiran ibunya Lumalundung seketika itupun Mamanua menggendong walangsendou dan pergi meninggalkan tempat tinggalnya untuk menemui Lumalundung.
Berjalan jauh melintasi hutan,gunung,sungai guna menuju arah matahari seperti yang diutarakan Lumalundung,setelah jauh didapati laut yang luas.
ada seekor ikan yang memberikan jasanya untuk ditumpangi nama ikan tersebut adalah Pongkor.
singkat cerita setelah sampai ditempat tujuan ia dan Walangsendou dihadang oleh pengawal istana dan mamanua mengutarakan maksud dan tujuannya itu kepada raja untuk dipertemukan kepada istrinya dan ibu dari anaknya.
setela menyetujui maksud kedatangan Mamanua,Raja itupun memanggil putri2 tersebut.
datanglah ke 9 putri untuk menemui Mamanua, Mamanua sempat bingung dikarenakan ke 9 putri tersebut berparas muka sama
dia berpikir bagaimana cara untuk mengetahui yang mana sala satu adalah istrinya.
dijumpailah seekor binatang lalat untuk membantunya menelusuri siapakah 1 diantara 9 putri adalah istrinya Lumalundung?
seusai kesepakatan, Lalat tersebut mulai memilih satu persatu lalu dia hinggap ditubuh putri Lumalundung
sang rajapun mengakui bilamana sang putri adalah yang Lumalundung yang bertahun2 tidak pulang keistana.
Hari yang penuh kebahagiaan saat itu mereka dipertemukan,betapa bahagianya Mamanua takkala ia dan istri kesayangannya Dipertemukan.
isak tangis kebahagiaanpun dialami Lumalundung seraya menemui anaknya Walangsendou yang sudah lama ia nanti2kan.
akhirnya cita2 Mamanua dan Lumalundung untuk tetap bersatu terwujud kembali dan mereka menjadi keluarga istana yang berbahagia sampai akhir hayat.
Legenda cerita Tumetenden
Tokoh
Mamanua
Lumalundung
Walangsendou
Pongkor
Lalat
Mohon maaf jika cerita ini ada kesalahan
MAKSUD DAN TUJUAN: SOSIALISASI CERITA TUMETENDEN KEPADA GENERASI MUDA
Cerita Legenda Pingkan Matindas
Cerita itu sendiri berrmula dari suatu daerah bernama Mandolang (kemungkinan antara Tanawangko dan Manado, sekarang), sekitar abad ke 16
Di daerah itu ada seorang gadis yang sangat cantik parasnya, yang bernama Pingkan Mogogunoi Lumeno. Disamping sangat cantik, Pingkan juga terkenal cerdas dan baik hati, sehingga banyak lelaki (tuama) yang tergila-gila kepadanya.
Namun sayang seribu sayang, diusianya yang masih tergolong remaja, Pingkan jatuh sakit. Sakit yang diderita Pingkan pada saat itu adalah penyakit yang sulit diobati. Tentunya hal ini membuat orang tuanya kebingungan dan panik.
Adalah seorang pemuda gagah dari Rano i Tolang yang datang ke rumah Pingkan untuk mengobatinya. Dengan penampilan yang gagah dan meyakinkan, pemuda itu mulai mengobati Pingkan. Keraguan orang tua Pingkan atas kesembuhan anak mereka, berangsur hilang. Pemuda itu tidak lain selain Makaware Matindas .
Alhasil, seiring waktu berjalan maka, sembuhlah Pingkan dari sakitnya. Dan karena jasa Makaware Matindas itulah maka, kedua orang tua Pingkan menyetujui hubungan mereka dan mereka berdupun saling jatuh cinta hingga akhirnya menikah.
Pekerjaan Matindas adalah nelayan dan juga Petani sehingga karena pekerjaannya itu dia sering pergi meninggalkan Pingkan istrinya untuk mencari ikan bersama teman-temannya di laut. Matindas adalah sosok laki-laki yang baik, rajin, pandai, setia dan bertanggung jawab. Namun, Matindas merasa kesulitan untuk berpisah lama dengan istrinya. Dia tidak tahan meninggalkan Pingkan istrinya yang cantik itu di rumah.
Karena kepandaiannyalah maka dibuatnya patung yang sama persis dengan istrinya. Manakala Matindas pergi melaut maka, patung itupun dibawa serta sebagai pengganti sosok istrinya.
Patung yang dibuat Matindas itu akhirnya hilang pada waktu dia melaut. Saat itu ombak besar menghantam perahu Matindas sehingga dia tidak sempat menyelamatkan patung itu. Patung yang terbuat dari kayu itu ditemukan di pesisir pantai oleh Prajurit/Anak Buah Raja Mongondow.
Karena keunikan dan sudah pasti kecantikan dari patung tersebut maka, oleh Prajurit Mongondow, patung itu diserahkan kepada RajaMongondow yang konon waktu itu adalah Kolano Dodi Mokoagow yang memerintah Mongondow dari tahun 1560 - 1600.
Raja sangat terpesona dengan kecantikan petung Pingkan itu dan ingin mempersuntingnya. Kemudian Raja membentuk "Tim Pencari Fakta" untuk mennyelidiki siapakah gadis pemilik wajah cantik seperti pada patung itu. Maka kabar itupun tersiar di seantero negeri, hingga sampai ke telinga Pingkan dan Matindas. Mereka kemudian menyingkir dari kejaran sang Kolano Mokoagow hingga tiba di Kema, daerah Walak Tounsea.
Di Kema inilah Kolano Mokoagow akhirnya bertemu dengan Pingkan, dan langsung melamarnya. Namun Pingkan mengajukan syarat yaitu;
1. Memanjat pohon Pinang dengan mengenakan pakaian rakyat biasa,
2.Memakan buah pinang. Kolano Mokoagow menyanggupi permintaan Pingkan. Dengan tanpa curiga Kolano Mokoagow mulai memanjat pohon Pinang.
Matindas kemudian keluar dari balik persembunyiannya dan mengenakan baju yang ditanggalkan Kolano Mokoagow. Matindas langsung memberi perintah kepada prajurit mongondow untuk menangkap orang yang sedang memanjat pohon Pinang itu. Dengan kecerdikan dari Pingkan dan Matindas maka Kolano Dodi Mokoagow mati di tangan prajuritnya sendiri.
Demikianlah bangsa Mongondow menaruh dendam terhadap bangsa Malesung sampai terjadi perang antara kedua bangsa ini sampai pada akhir tahun 1600-an.
Inilah cerita Pingkan Matindas, terlepas dari beragam versi cerita tersebut namun, sejarah harus kita tuturkan demi mereka yang kelak lahir sesudah kita.
terima kasih yang sebesar-besarnya atas tulisan yang sangat bermanfaat dari
sumber = bode-talumewo.blogspot ,chandra-dengah-rooroh.blogspot.com - forqe kaunang
Di daerah itu ada seorang gadis yang sangat cantik parasnya, yang bernama Pingkan Mogogunoi Lumeno. Disamping sangat cantik, Pingkan juga terkenal cerdas dan baik hati, sehingga banyak lelaki (tuama) yang tergila-gila kepadanya.
Namun sayang seribu sayang, diusianya yang masih tergolong remaja, Pingkan jatuh sakit. Sakit yang diderita Pingkan pada saat itu adalah penyakit yang sulit diobati. Tentunya hal ini membuat orang tuanya kebingungan dan panik.
Adalah seorang pemuda gagah dari Rano i Tolang yang datang ke rumah Pingkan untuk mengobatinya. Dengan penampilan yang gagah dan meyakinkan, pemuda itu mulai mengobati Pingkan. Keraguan orang tua Pingkan atas kesembuhan anak mereka, berangsur hilang. Pemuda itu tidak lain selain Makaware Matindas .
Alhasil, seiring waktu berjalan maka, sembuhlah Pingkan dari sakitnya. Dan karena jasa Makaware Matindas itulah maka, kedua orang tua Pingkan menyetujui hubungan mereka dan mereka berdupun saling jatuh cinta hingga akhirnya menikah.
Pekerjaan Matindas adalah nelayan dan juga Petani sehingga karena pekerjaannya itu dia sering pergi meninggalkan Pingkan istrinya untuk mencari ikan bersama teman-temannya di laut. Matindas adalah sosok laki-laki yang baik, rajin, pandai, setia dan bertanggung jawab. Namun, Matindas merasa kesulitan untuk berpisah lama dengan istrinya. Dia tidak tahan meninggalkan Pingkan istrinya yang cantik itu di rumah.
Karena kepandaiannyalah maka dibuatnya patung yang sama persis dengan istrinya. Manakala Matindas pergi melaut maka, patung itupun dibawa serta sebagai pengganti sosok istrinya.
Patung yang dibuat Matindas itu akhirnya hilang pada waktu dia melaut. Saat itu ombak besar menghantam perahu Matindas sehingga dia tidak sempat menyelamatkan patung itu. Patung yang terbuat dari kayu itu ditemukan di pesisir pantai oleh Prajurit/Anak Buah Raja Mongondow.
Karena keunikan dan sudah pasti kecantikan dari patung tersebut maka, oleh Prajurit Mongondow, patung itu diserahkan kepada RajaMongondow yang konon waktu itu adalah Kolano Dodi Mokoagow yang memerintah Mongondow dari tahun 1560 - 1600.
Raja sangat terpesona dengan kecantikan petung Pingkan itu dan ingin mempersuntingnya. Kemudian Raja membentuk "Tim Pencari Fakta" untuk mennyelidiki siapakah gadis pemilik wajah cantik seperti pada patung itu. Maka kabar itupun tersiar di seantero negeri, hingga sampai ke telinga Pingkan dan Matindas. Mereka kemudian menyingkir dari kejaran sang Kolano Mokoagow hingga tiba di Kema, daerah Walak Tounsea.
Di Kema inilah Kolano Mokoagow akhirnya bertemu dengan Pingkan, dan langsung melamarnya. Namun Pingkan mengajukan syarat yaitu;
1. Memanjat pohon Pinang dengan mengenakan pakaian rakyat biasa,
2.Memakan buah pinang. Kolano Mokoagow menyanggupi permintaan Pingkan. Dengan tanpa curiga Kolano Mokoagow mulai memanjat pohon Pinang.
Matindas kemudian keluar dari balik persembunyiannya dan mengenakan baju yang ditanggalkan Kolano Mokoagow. Matindas langsung memberi perintah kepada prajurit mongondow untuk menangkap orang yang sedang memanjat pohon Pinang itu. Dengan kecerdikan dari Pingkan dan Matindas maka Kolano Dodi Mokoagow mati di tangan prajuritnya sendiri.
Demikianlah bangsa Mongondow menaruh dendam terhadap bangsa Malesung sampai terjadi perang antara kedua bangsa ini sampai pada akhir tahun 1600-an.
Inilah cerita Pingkan Matindas, terlepas dari beragam versi cerita tersebut namun, sejarah harus kita tuturkan demi mereka yang kelak lahir sesudah kita.
terima kasih yang sebesar-besarnya atas tulisan yang sangat bermanfaat dari
sumber = bode-talumewo.blogspot ,chandra-dengah-rooroh.blogspot.com - forqe kaunang